Frame Relay Point-to-Point

Frame Relay adalah protokol WAN yang beroperasi pada layer pertama dan kedua dari model OSI, dan dapat diimplementasikan pada beberapa jenis interface jaringan. Sebuah jaringan frame relay terdiri dari “endpoint” (PC, server, komputer host), perangkat akses frame relay (bridge, router, host, frame relay access device/FRAD) dan perangkat jaringan (packet switch, router, multiplexer T1/E1).

Ada 2 jenis konfigurasi Frame Relay:
1. Point-to-point yang mensimulasikan suatu sambungan leased line- suatu sambungan langsung dengan suatu piranti tujuan.
2. Multipoint, yang menghubungkan setiap circuit untuk berkomunikasi dengan lebih dari satu piranti tujuan. Ciscuit yang sama digunakan untuk multiple komunikasi.

Contoh pembuatan frame relay point to point:
Dalam suatu jaringan komputer terdapat 1 cloud, 3 router tipe 1841 dengan hostname Bdg (Bandung), Jkt (Jakarta), dan Sby (surabaya). tiap-tiap router terdapat sebuah hub, dan masing masing hub harus ada end user (PC atau laptop. disini penulis menggunakan laptop untuk desain jaringannya.

Keterangan:
DLCI SubLink IP Address
102 Bdg-Jkt 192.168.1.1
103 Bdg-Sby 192.168.2.1
201 Jkt-Bdg 192.168.1.2
301 Sby-Jkt 192.168.2.2
sedangkan IP address untuk end user (laptop) sebagai berikut:
Laptop Ip Address
Bdg 10.10.1.0/24
Jkt 10.10.2.0/24
Sby 10.10.3.0/24

Langkah konfigurasi Frame Relay Point-To-Point
1. Membuat desain jaringan

2. Menambahan serial pada router

Langkah pertama harus mematikan (off) router,pilih bagian WIC-1T, kemudian pada gambar serial di drag ke router, dan di aktifkan(on) pada routernya. Kemudian lakukan hal yang sama untuk router selanjutnya. Untuk lebih jelas lihat gambar dibawah :


3. Mengkonfigurasi serial pada cloud

Click pada cloud, pilih config,Serial(0,1,2 seperti gambar), masukkan nilai DLCI dan name seperti pada tabel sebelumnya.

Serial 0

Serial 1

Serial 2

Frame Relay






4. Konfigurasi pada router
Router Bdg

Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#hostname bdg
bdg(config)#no ip domain-lookup
bdg(config)#enable secret cisco
bdg(config)#banner motd &
Enter TEXT message. End with the character '&'.
Router Bandung
&
bdg(config)#line console 0
bdg(config-line)#password cisco
bdg(config-line)#login
bdg(config-line)#logging synchronous
bdg(config-line)#line vty 0 4
bdg(config-line)#password cisco
bdg(config-line)#login
bdg(config-line)#logging synchronous
bdg(config-line)#exit
bdg(config)#interface serial 0/0/0
bdg(config-if)#encapsulation frame-relay
bdg(config-if)#exit
bdg(config)#int s0/0/0.102 point-to-point
bdg(config-subif)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
bdg(config-subif)#frame-relay interface-dlci 102
bdg(config-subif)#exit
bdg(config)#int s0/0/0.103 point-to-point
bdg(config-subif)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
bdg(config-subif)#frame-relay interface-dlci 103
bdg(config-subif)#exit
bdg(config)#interface serial 0/0/0
bdg(config-if)#no shutdown
bdg(config-if)#exit
bdg(config)#exit
bdg#

Router Jkt

Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#hostname jkt
jkt(config)#no ip domain-lookup
jkt(config)#enable secret cisco
jkt(config)# banner motd &
Enter TEXT message. End with the character '&'.
Router Jakarta
&
jkt(config)#
jkt(config)#line console 0
jkt(config-line)#password cisco
jkt(config-line)#login
jkt(config-line)#logging synchronous
jkt(config-line)#line vty 0 4
jkt(config-line)#password cisco
jkt(config-line)#login
jkt(config-line)#logging synchronous
jkt(config-line)#exit
jkt(config)#interface serial 0/0/0
jkt(config-if)#encapsulation frame-relay
jkt(config-if)#exit
jkt(config)#interface serial 0/0/0.201 point-to-point
jkt(config-subif)#ip address 192.168.1.2 255.255.255.0
jkt(config-subif)#frame-relay interface-dlci 201
jkt(config-subif)#exit
jkt(config)#interface serial 0/0/0
jkt(config-if)#no shutdown
jkt(config-if)#exit
jkt(config)#exit
jkt#

Router Sby

Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#hostname sby
sby(config)#no ip domain-lookup
sby(config)#enable secret cisco
sby(config)#banner motd &
Enter TEXT message. End with the character '&'.
Router Surabaya
&
sby(config)#
sby(config)#line console 0
sby(config-line)#password cisco
sby(config-line)#login
sby(config-line)#logging synchronous
sby(config-line)#line vty 0 4
sby(config-line)#password cisco
sby(config-line)#login
sby(config-line)#logging synchronous
sby(config-line)#exit
sby(config)#interface serial 0/0/0
sby(config-if)#encapsulation frame-relay
sby(config-if)#exit
sby(config)#interface serial 0/0/0.301 point-to-point
sby(config-subif)#ip address 192.168.2.2 255.255.255.0
sby(config-subif)#frame-relay interface-dlci 301
sby(config-subif)#exit
sby(config)#interface serial 0/0/0
sby(config-if)#no shutdown
sby(config-if)#
sby(config-if)#exit
sby(config)#exit
sby#

5. Cek konfigurasi dengan cara ping
Router Bdg
bdg#ping 192.168.1.2
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.1.2, timeout is 2 seconds:
!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 62/62/63 ms
bdg#ping 192.168.2.2
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.2.2, timeout is 2 seconds:
!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 62/62/63 ms
Router Jkt
jkt#ping 192.168.1.1
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.1.1, timeout is 2 seconds:
!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 49/59/63 ms
Router Sby
sby#ping 192.168.2.1
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.2.1, timeout is 2 seconds:
!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 47/59/63 ms

Hasil Status

6. Setting untuk penambahan jaringan (hub) pada router
Router Bdg
bdg#configure terminal
bdg(config)#line console 0
bdg(config-line)#exec-timeout 30 0
bdg(config-line)#exit
bdg(config)#interface fastEthernet 0/0
bdg(config-if)#ip address 10.10.1.1 255.255.255.0
bdg(config-if)#no shutdown
bdg(config-if)#
bdg(config-if)#exit
bdg(config)#router rip
bdg(config-router)#version 2
bdg(config-router)#no auto-summary
bdg(config-router)#network 10.10.1.0
bdg(config-router)#network 192.168.1.0
bdg(config-router)#network 192.168.2.0
bdg(config-router)#exit
bdg(config)#exit
bdg#
Router Jkt
jkt#configure terminal
jkt(config)#line console 0
jkt(config-line)#exec-timeout 30 0
jkt(config-line)#exit
jkt(config)#interface fastEthernet 0/0
jkt(config-if)#ip address 10.10.2.1 255.255.255.0
jkt(config-if)#no shutdown
jkt(config-if)#
jkt(config-if)#exit
jkt(config)#router rip
jkt(config-router)#version 2
jkt(config-router)#no auto-summary
jkt(config-router)#network 10.10.2.0
jkt(config-router)#network 192.168.1.0
jkt(config-router)#exit
jkt(config)#exit
jkt#
Router Sby
sby#configure terminal
sby(config)#line console 0
sby(config-line)#exec-timeout 30 0
sby(config-line)#exit
sby(config)#interface fastEthernet 0/0
sby(config-if)#ip address 10.10.3.1 255.255.255.0
sby(config-if)#no shutdown
sby(config-if)#
sby(config-if)#exit
sby(config)#router rip
sby(config-router)#version 2
sby(config-router)#no auto-summary
sby(config-router)#network 10.10.3.0
sby(config-router)#network 192.168.2.0
sby(config-router)#exit
sby(config)#exit
sby#
7. Konfigurasi IP Address pada masing laptop
laptop-Bdg

laptop-Jkt

laptop-Sby



8. Cek Ping antar laptop


Semoga bermanfaat bagi pembaca semuanya.


Baca Selengkapnya >>>
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sistem Komunikasi Serat Optik

Serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atau LED. Kabel ini berdiameter lebih kurang 120 mikrometer.

Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO)


Berdasarkan penggunaannya maka SKSO dibagi atas beberapa generasi yaitu :
Generasi pertama (mulai 1975)

Sistem masih sederhana dan menjadi dasar bagi sistem generasi berikutnya,terdiri dari:
alat encoding :
    • - mengubah input (misal suara) menjadi sinyal listrik
      - transmitter mengubah sinyal listrik menjadi sinyal gelombang
      - berupa LED dengan panjang gelombang 0,87 mm.



  • serat silika :
    • - sebagai penghantar sinyal gelombang repeater
      - sebagai penguat gelombang yang melemah di perjalanan receiver
      - mengubah sinyal gelombang menjadi sinyal listrik
      - berupa fotodetektor alat decoding
      - mengubah sinyal listrik menjadi output (misal suara)



  • Repeater :

    bekerja melalui beberapa tahap, mula-mula ia mengubah sinyal gelombang yang sudah melemah menjadi sinyal listrik, kemudian diperkuat dan diubah kembali menjadi sinyal gelombang. Generasi pertama ini pada tahun 1978 dapat mencapai kapasitas transmisi sebesar 10 Gb.km/s.

    Generasi kedua (mulai 1981)

    Untuk mengurangi efek dispersi, ukuran teras serat diperkecil agar menjadi tipe mode tunggal. Indeks bias kulit dibuat sedekat-dekatnya dengan indeks bias teras. Dengan sendirinya transmitter juga diganti dengan diode laser, panjang gelombang yang dipancarkannya 1,3 mm. Dengan modifikasi ini generasi kedua mampu mencapai kapasitas transmisi 100 Gb.km/s, 10 kali lipat lebih besar daripada generasi pertama.

    Generasi ketiga (mulai 1982)

    Terjadi penyempurnaan pembuatan serat silika dan pembuatan chip diode laser berpanjang gelombang 1,55 mm. Kemurnian bahan silika ditingkatkan sehingga transparansinya dapat dibuat untuk panjang gelombang sekitar 1,2 mm sampai 1,6 mm. Penyempurnaan ini meningkatkan kapasitas transmisi menjadi beberapa ratus Gb.km/s.

    Generasi keempat (mulai 1984)

    Dimulainya riset dan pengembangan sistem koheren, modulasinya yang dipakai bukan modulasi intensitas melainkan modulasi frekuensi, sehingga sinyal yang sudah lemah intensitasnya masih dapat dideteksi. Maka jarak yang dapat ditempuh, juga kapasitas transmisinya, ikut membesar. Pada tahun 1984 kapasitasnya sudah dapat menyamai kapasitas sistem deteksi langsung. Sayang, generasi ini terhambat perkembangannya karena teknologi piranti sumber dan deteksi modulasi frekuensi masih jauh tertinggal. Tetapi tidak dapat disangkal bahwa sistem koheren ini punya potensi untuk maju pesat pada masa-masa yang akan datang.

    Generasi kelima (mulai 1989)

    Pada generasi ini dikembangkan suatu penguat optik yang menggantikan fungsi repeater pada generasi-generasi sebelumnya. Sebuah penguat optik terdiri dari sebuah diode laser InGaAsP (panjang gelombang 1,48 mm) dan sejumlah serat optik dengan doping erbium (Er) di terasnya. Pada saat serat ini disinari diode lasernya, atom-atom erbium di dalamnya akan tereksitasi dan membuat inversi populasi*, sehingga bila ada sinyal lemah masuk penguat dan lewat di dalam serat, atom-atom itu akan serentak mengadakan deeksitasi yang disebut emisi terangsang (stimulated emission) Einstein. Akibatnya sinyal yang sudah melemah akan diperkuat kembali oleh emisi ini dan diteruskan keluar penguat. Keunggulan penguat optik ini terhadap repeater adalah tidak terjadinya gangguan terhadap perjalanan sinyal gelombang, sinyal gelombang tidak perlu diubah jadi listrik dulu dan seterusnya seperti yang terjadi pada repeater. Dengan adanya penguat optik ini kapasitas transmisi melonjak hebat sekali. Pada awal pengembangannya hanya dicapai 400 Gb.km/s, tetapi setahun kemudian kapasitas transmisi sudah menembus harga 50 ribu Gb.km/s.

    Generasi keenam (sampai sekarang)

    Pada tahun 1988 Linn F. Mollenauer memelopori sistem komunikasi soliton. Soliton adalah pulsa gelombang yang terdiri dari banyak komponen panjang gelombang. Komponen-komponennya memiliki panjang gelombang yang berbeda hanya sedikit, dan juga bervariasi dalam intensitasnya. Panjang soliton hanya 10-12 detik dan dapat dibagi menjadi beberapa komponen yang saling berdekatan, sehingga sinyal-sinyal yang berupa soliton merupakan informasi yang terdiri dari beberapa saluran sekaligus (wavelength division multiplexing). Eksperimen menunjukkan bahwa soliton minimal dapat membawa 5 saluran yang masing-masing membawa informasi dengan laju 5 Gb/s. Cacah saluran dapat dibuat menjadi dua kali lipat lebih banyak jika dibunakan multiplexing polarisasi, karena setiap saluran memiliki dua polarisasi yang berbeda. Kapasitas transmisi yang telah diuji mencapai 35 ribu Gb.km/s.

    Cara kerja sistem soliton ini adalah efek Kerr, yaitu sinar-sinar yang panjang gelombangnya sama akan merambat dengan laju yang berbeda di dalam suatu bahan jika intensitasnya melebihi suatu harga batas. Efek ini kemudian digunakan untuk menetralisir efek dispersi, sehingga soliton tidak akan melebar pada waktu sampai di receiver. Hal ini sangat menguntungkan karena tingkat kesalahan yang ditimbulkannya amat kecil bahkan dapat diabaikan. Tampak bahwa penggabungan ciri beberapa generasi teknologi serat optik akan mampu menghasilkan suatu sistem komunikasi yang mendekati ideal, yaitu yang memiliki kapasitas transmisi yang sebesar-besarnya dengan tingkat kesalahan yang sekecil-kecilnya yang jelas, dunia komunikasi abad 21 mendatang tidak dapat dihindari lagi akan dirajai oleh teknologi serat optik.


    Kelebihan




    1. - Lebar jalur (Bandwidth) besar.
      - Tingkat keamanan tinggi (tidak bisa disadap melaui kabel biasa)
      - Ukuran kecil,simple dan ringan
      - Kecepatan transfer tinggi
      - Imun, Tahan terhadap gangguan RFI ( Radio Frequency Interference ) dan EMI ( ElectroMagnetic Interference )
      - Non penghantar, tidak ada tenaga listrik dan percikan api
      - Tidak berkarat


  • Kelemahan




    1. - Goncangan fisik akan menjadi gangguan terhadap signal
      - Sulit dalam instalasi dibanding kabel tembaga :
        - Penyambungan untuk instalasi atau apabila putus
        - Pembelokan yang tajam bisa menyebabkan patah


  • Keunggulan-keunggulan Kabel Serat Optik dibanding dengan Kabel Coaxial antara lain:



    Kabel Coaxial Kabel Serat Optik
    Delay 0.005 ms/km 0.048 ms/km
    Keamanan - Aman dari penyadapan
    - Tidak dapat di
    jamming
    - Aman dari penyadapan
    - Tidak dapat di
    jamming
    Jenis Kanal Ducting Subduct
    Penambahan kanal memasang kabel baru memasang kabel baru
    Kapasitas kanal sedang-besar sedang-besar sekali
    Transmisi TV baik, tidak ekonomis baik dan ekonomis
    Transmisi data baik, tidak praktis baik sekali
    Umur sistem lebih dari 25 tahun lebih dari 25 tahun
    Broadcast tidak dapat tidak dapat


    sumber : Wikipedia, Kha Pratiwi Blog, dan Kabel Serat Optik

    Baca Selengkapnya >>>
    • Digg
    • Del.icio.us
    • StumbleUpon
    • Reddit
    • RSS

    Konfigurasi VTP

    VLAN(Virtual Local Area Network) Trunking Protocol atau biasa disingkat VTP adalah protokol layer 2 pada cisco yang mengelola penambahan, penghapusan, dan mengubah nama VLAN atas dasar jaringan luas.

    Konfigurasi VTP pada Packet Tracer adalah sebagai berikut:
    1. Membuat desain jaringan, pada kasus ini ada 2 switch yang berperan sebagai VTP Server dan VTP Client dengan pembagian vlan menjadi 3, yaitu:

    vlan 10 : dosen
    vlan 20 : mahasiswa
    vlan 30 : staff

    pada sisi server :
    laptop 0 : vlan 10 , port yang digunakan 2-8
    laptop 1 : vlan 20 , port yang digunakan 9-14
    laptop 4 : vlan 30 , port yang digunakan 15-20

    pada sisi client :
    laptop 2 : valn 10 , port yang digunakan 2-7
    laptop 3 : vlan 20 , port yang digunakan 8-10
    laptop 5 : vlan 30 , port yang digunakan 11-15

    2. Membuat Trunking
    Pada Server

    Switch>enable
    Switch#configure terminal
    Switch(config)#interface fastEthernet 0/1
    Switch(config-if)#switchport mode trunk
    Switch(config-if)#exit
    Pada Client

    Switch>enable
    Switch#configure terminal
    Switch(config)#interface f
    Switch(config)#interface fastEthernet 0/1
    Switch(config-if)#switchport mode trunk
    Switch(config-if)#exit
    3. Konfigurasi VTP
    Pada Server

    Switch(config)#hostname serverVTP
    serverVTP(config)#vtp mode server
    Device mode already VTP SERVER.
    serverVTP(config)#vtp domain poltek
    serverVTP(config)#vtp password rahasia
    serverVTP(config)#exit
    Pada Client

    Switch(config)#hostname clientVTP
    clientVTP(config)#vtp mode client
    clientVTP(config)#vtp domain poltek
    clientVTP(config)#vtp password rahasia
    clientVTP(config)#exit
    4. Create VLAN
    Pada Server

    serverVTP#vlan database
    serverVTP(vlan)#vlan 10 name dosen
    VLAN 10 added:
    Name: dosen
    serverVTP(vlan)#vlan 20 name mahasiswa
    VLAN 20 added:
    Name: mahasiswa
    serverVTP(vlan)#vlan 30 name staff
    VLAN 30 added:
    Name: staff
    serverVTP(vlan)#exit
    Pada Client

    Tidak ada konfigurasi create VLAN karena sudah di setting default ketika client konfigurasi VTP.
    5. Konfigurasi VLAN
    Pada Server

    serverVTP#configure terminal
    serverVTP(config)#interface range fastEthernet 0/2-8
    serverVTP(config-if-range)#switchport mode access
    serverVTP(config-if-range)#switchport access vlan 10
    serverVTP(config-if-range)#exit
    serverVTP(config)#interface range fastEthernet 0/9-14
    serverVTP(config-if-range)#switchport mode access
    serverVTP(config-if-range)#switchport access vlan 10
    serverVTP(config-if-range)#switchport access vlan 20
    serverVTP(config-if-range)#no switchport access vlan 10
    serverVTP(config-if-range)#no switchport access vlan 20
    serverVTP(config-if-range)#switchport access vlan 20
    serverVTP(config-if-range)#exit
    serverVTP(config)#interface range fastEthernet 0/15-20
    serverVTP(config-if-range)#switchport mode access
    serverVTP(config-if-range)#switchport access vlan 30
    serverVTP(config-if-range)#exit
    serverVTP(config)#exit
    Pada Client

    clientVTP(config)#interface range fastEthernet 0/2-7
    clientVTP(config-if-range)#switchport mode access
    clientVTP(config-if-range)#switchport access vlan 10
    clientVTP(config-if-range)#exit
    clientVTP(config)#interface range fastEthernet 0/8-10
    clientVTP(config-if-range)#switchport mode access
    clientVTP(config-if-range)#switchport access vlan 20
    clientVTP(config-if-range)#exit
    clientVTP(config)#interface range fastEthernet 0/11-15
    clientVTP(config-if-range)#switchport mode access
    clientVTP(config-if-range)#switchport access vlan 30
    clientVTP(config-if-range)#exit
    clientVTP(config)#exit
    6. Cek konfigurasi
    Pada Server

    Pada Client

    7. Konfigurasi IP Address pada masing-masing laptop
    Nama Laptop IP Address Subnet Mask Default Gateway Range Port
    Laptop 0 192.168.1.2 255.255.255.0 192.168.1.1 2 - 8
    Laptop 1 192.168.2.2 255.255.255.0 192.168.2.1 9 - 14
    Laptop 2 192.168.3.2 255.255.255.0 192.168.3.1 15 - 20
    Laptop 3 192.168.1.3 255.255.255.0 192.168.1.1 2 - 7
    Laptop 4 192.168.2.2 255.255.255.0 192.168.2.1 8 - 10
    Laptop 5 192.168.3.2 255.255.255.0 192.168.3.1 11 - 15

    contoh salah 1 konfigurasi pada laptop 0:


    keterangan :
    laptop 0 dan laptop 3 = dalam 1 jaringan (vlan 10)
    laptop 1 dan laptop 4 = dalam 1 jaringan (vlan 20)
    laptop 2 dan laptop 5 = dalam 1 jaringan (vlan 30)
    8.Cek ping pada masing-masing laptop yang telah di konfigurasi.
    contoh hasil ping pada laptop 0 tehadap laptop 3

    9. Jika sudah berhasil ketika di ping, maka konfigurasi VTP sudah benar.

    Baca Selengkapnya >>>
    • Digg
    • Del.icio.us
    • StumbleUpon
    • Reddit
    • RSS

    Konfigurasi Trunking

    Trunking adalah sebuah konsep dimana sistem komunikasi dapat menyediakan akses jaringan untuk banyak client dengan berbagi satu set garis atau frekuensi, tidak memberikan secara individu.

    Langkah-langkah konfigurasi trunking pada packet tracer adalah sebagai berikut:
    1. Membuat desain jaringan yang akan disetting menggunakan trunking.


    Pada gambar diatas terdapat 2 switch(switch 0 dan switch 1), 2 vlan (vlan 10 dan vlan 20), dan 4 laptop.

    2. Menyetting IP Address pada tiap masing-masing laptop dengan klik 2 x pada laptop yang akan dikonfigurasi ip addressnya, kemudian pilih desktop, IP Configuration, kemudian pilih yang static dan masukkan ip address seperti berikut:

    laptop 0 : 192.168.10.8 (vlan 10)
    laptop 1 : 192.168.20.8 (vlan 20)
    laptop 2 : 192.168.10.5 (vlan 10)
    laptop 3 : 192.168.20.5 (vlan 20)
    untuk subnet mask masukkan nilai standart untuk kelas C yaitu : 255.255.255.0
    pada gateway bisa diisi, bisa tidak tergantung kebutuhan. Jika diisi, maka konfigurasinya:
    laptop 0 dan 2 (pada vlan 10) : 192.168.10.1
    laptop 1 dan 3 (pada vlan 20) : 192.168.20.1


    3. Melakukan test dengan ping yang ada pada satu jaringan yang sama ( laptop0 dengan      laptop2 dan laptop1 dengan laptop3).

    Caranya klik 2 x pada laptop kemudian pilih Desktop, Command Prompt dan ketikkan perintah "ping alamat_ip yang ingin di ping harus 1 vlan yang sama).

    atau cara lain

    4. Melakukan create vlan pada switch dengan klik 2x pada switch, pilih CLI dan melakukan       konfigurasi seperti berikut:

    Switch>enable
    Switch#vlan database
    Switch(vlan)#vlan 10 name jacka
    VLAN 10 added:
    Name: jacka
    Switch(vlan)#vlan 20 name santosa
    VLAN 20 added:
    Name: santosa
    Switch(vlan)#exit
    APPLY completed.
    Exiting....
    Switch#

    5. Mengecek vlan yang sudah di create dengan cara ping pada laptop yang ada dalam 1       jaringan (hasilnya successfull).

    6. Melakukan mapping vlan ke interface dengan konfigurasi sebagai berikut:
    Switch#configure terminal
    Switch(config)#interface fastEthernet 0/1
    Switch(config-if)#switchport mode access
    Switch(config-if)#switchport access vlan 10
    Switch(config-if)#exit
    Switch(config)#interface fastEthernet 0/2
    Switch(config-if)#switchport mode access
    Switch(config-if)#switchport access vlan 20
    Switch(config-if)#exit
    Switch(config)#exit

    7. Mengecek mapping vlan dengan cara ping pada laptop yang ada dalam 1 jaringan (hasil       failed).

    8. Membuat trunking pada masing-masing switch dengan konfigurasi sebagai berikut:
    Switch#configure terminal
    Switch(config)#interface fastEthernet 0/3
    Switch(config-if)#switchport mode trunk
    Switch(config-if)#switchport trunk native vlan 100
    Switch(config-if)#switchport trunk allowed vlan add 10
    Switch(config-if)#switchport trunk allowed vlan add 20
    Switch(config-if)#exit
    Switch(config)#exit
    Switch#

    9. Mengecek trunking dengan cara ping pada laptop yang ada dalam 1 jaringan (hasil       berhasil).

    10.Mengecek konfigurasi trunking yang sudah di setting:

    Switch#show interfaces fastEthernet 0/3 switchport




    Semoga bisa menambah pengetahuan pembaca sekalian.


    Baca Selengkapnya >>>
    • Digg
    • Del.icio.us
    • StumbleUpon
    • Reddit
    • RSS